Waktu Bapak Masih Kecil..

Selama rumah masih di renovasi, aku pindah lagi kan ke rumah Bapak Mama. Numpang ngontrak di lantai atas. Sesekali Aghnan malah bobo sama Bapak Mama. Hari ini Aghnan minta bobo lagi sama Bapak Mama, aku temenin sebentar sambil sekalian ngobrol sama Bapak Mama. Gak lama kemudian, Aghnan posisi tidur dan Bapak udah langsung mendongeng cerita waktu tidur. Jadi nostalgia waktu aku kecil..

Kalau waktu aku kecil gimana? Bapak selalu dongen macam-macam ke kita sebelum tidur. dan Bapak is a very good story teller (salah satu yang bikin kangen ya dongen sebelum tidur dari Bapak). Biasanya cerita dongeng rakyat macam si Kancil, Keong Mas, dll yang selalu diceritain Bapak dengan humor khas Bapak. Tapi yang jadi favorit aku (of all time) adalah cerita waktu Bapak masih kecil.

Apa sih cerita waktu Bapak masih kecil? Pada dasarnya cerita pengalaman Bapak waktu masih kecil dan selalu dimulai dengan kata-kata:

Waktu Bapak masih kecil..

Buat aku, cerita pengalaman masa kecil Bapak itu sangat berwarna. Beda banget sama aku dan anak-anak yang relatif lahir dengan kemudahan. Bapak waktu masih kecil (circa 50s) itu masih susah. Tinggal di rumah kecil dalam gang dengan 8 saudaranya yang lain. Mbah Kakung dan Mbak Putri itu PNS dan harus menafkahi 9 anaknya. Rumahnya 4 kamar. Jadi kebayang, biasanya yang laki-laki tidurnya pagelaran tiker di ruang tamu. Apa-apa harus di bagi 9 dengan saudara nya yang lain. Langganan pakai/beli baju dan sepatu bekas. Belum lagi tiap akhir bulan pasti harus jual beras (subsidi dari kantor) agar bisa dapat uang buat beli lauk pauk.

Prihatin ya bacanya. Tapi yang menarik adalah cara Bapak menceritakan masa kecilnya itu. Harus ekstra berjuang, tapi semua dijalani dengan senang. Bapak tidak pernah menunjukan raut muka sedih setiap cerita, terkenang-kenang tapi tetap dengan senyuman.

Bisa terbayang kehidupan di Jakarta tempo dulu dari cerita Bapak. Pengalaman Bapak jualan koran sampai nyemplung di kali Cideng. Belum lagi kalau Bapak cerita jajanan-jajanan pinggir jalan yang namanya lucu-lucu semacam Es Godek (cerita Es Godek selalu bikin geli karena kata Bapak, yang jual Es Godek, pas bikin kepalanya sambil godek-godek) atau Es Aus.

Hahaha jadi sendu sendiri.  Melihat akhir-akhir ini banyak berita duka dari teman-teman yang kehilangan Bapak nya sungguh aku beruntung karena Bapak sampai hari ini masih sehat. Aghnan dan Argen juga sungguh beruntung bisa kenal dekat dengan Eyang Kakungnya.

Kalau dulu aku cerita Aghnan nempel banget sama Eyang Kakung nya, bah ternyata Argen lebih lebih lagi sama Eyang Kakung nya. Apa karena waktu hamil aku ngebatin gemes sama Bapak atau karena faktor shio dan horoscope yang mirip ya? Jadi kalau udah sama Eyang Kakungnya, ya ampun di ciumin, dipandang-pandang mesra dan nurutnya luar biasa.

Secara gak langsung, semua yang Bapak ceritakan saat mendongeng secara perlahan membangun prinsip hidup aku dan menjadi bekal aku selama ini. Semoga Aghnan dan Argen bisa belajar hal yang serupa juga ya.

Doa dan harapanku setiap hari juga semoga Bapak Mama senantiasa diberikan kesehatan dan panjang umur supaya bisa melihat cucu-cucunya mentas  Amiin Amiin YRA..

We love you Yang Kung.. :-*

 

4 thoughts on “Waktu Bapak Masih Kecil..

  1. imeldasutarno says:

    salam hormat untuk bapak ya mbak. Pengalaman hidup orangtua kita jaman dulu selalu bisa menjadi pelajaran buat kita2 yg hidup di jaman serba mudah ini ya. Bapakku juga dulu 13 bersaudara mbak. Gak kebayang riuh rendahnya rumah alm mbahku waktu itu hehehe….

    [Reply]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.